Latest Entries »

Isu tentang Climates Change yang merupakan salah satu efek dari global warming sudah lama terdengar. Selama 25 tahun terakhir peningkatan suhu semakin tajam, yaitu sebesar 0,18 derajat Celcius per dekade. Keadaan ini tak semata-mata hanya berdampak pada mencairnya es di kutub utara maupun selatan. Namun dilain sisi, Perubahan iklim ini juga mulai berimbas kedalam kehidupan manusia.

 

Tak menentunya cuaca membuat nasib petani terombang-ambing. Misalnya, Banjir di beberapa wilayah di Kabupaten Jembrana, Bali, sejak Selasa (5/10), selain merendam ratusan rumah, juga mengancam petani gagal panen padi.Tentun saja hal ini menyebabkan menurunnya produktivitas petani di Jembrana dan tentu saja hal demikian ini tidak hanya terjadi di Jembrana. Jika ada lebih dari puluhan atau ratusan daerah penghasil padi yang mengalami hal serupa tentu saja akan mengancam ketahanan pangan nasional. Akibatnya adalah pemerintah harus mengeluarkan dollar lebih untuk melakukan import beras demi menjaga stabilitas harga beras di pasar.

 

Kemudian di Sumatra, ratusan hektare kebun kopi milik petani pada lima kecamatan di Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, mengalami gagal panen setelah tertimpa hujan es dan hujan abu  Gunung Api Dempo, Mei 2009 lalu. Sekilas sebagian orang menilai kegagalan panen ini hanya akibat bencana alam yang biasa. Luar biasanya ialah bagaimana bisa hujan es bisa sampai turun di daerah tropis. Walaupun memang di Indonesia ada salju abadi, itupun juga berada di puncak Cartenz pada ketinggian 4,884 mdpl. Padahal normalnya tembakau ditanam pada ketinggian 0-900 mdpl dengan suhu rata-rata 19-26.3 derjat celcius. Jika dipikir secara logika, hujan es tidak akan turun dalam keadaan demikian jika tidak disebabkan oleh perubahan cuaca yang ekstrim. Sedangkan luas areal perkebunan tembakau di Indonesia, diperkirakan hanya sekitar 207.020 hektar jika seperempatnya terkena imbas dari peubahan cuaca tentu saja akan memperparah kondisi perekonomian Indonesia. Tembakau adalah salah satu komoditi yang mampu membangun industri padat karya. Tembakau merupakan salah satu tulang punggung Indonesia dalam mengurangi pengangguran. Empat perusahaan terbesar berhasil mempekerjakan lebih dari ratusan ribu manusia Indonesia. PT. Djarum mampu mampu mempekerjakan 74.490 karyawan pada 2005. Bayangkan jika PT. Sampoerna Tbk, PT Gudang Garam Tbk dan PT. Bentoel Tbk paling tidak mempekerjakan jumlah manusia yang sama. Belum juga perusahaan-perusahaan rokok “Indie” . Tembakau juga turut serta menambah pundi-pundi devisa Indonesia melalui Ekspor rokok ke berbagai negara misal, Austria, Polandia, Prancis, Spanyol, Portugal, Turki, Belgia, Belanda, Luxemburg, Jerman, Brazil, Jepang, Malaysia, Kanada, dan USA. Selain itu sumbangan industri rokok terhadap APBN Indonesia juga tidak bisa dipandang sebelah mata. PT Djarum sendiri mampu menyumbang 6.99 milyar rupiah pada 2006 melalui cukai rokok dan itu belum termasuk cukai dan PPh perusahaan rokok lainnya. Bisa dibayangkan jika produktivitas para petani tembakau turun akibat perubahan iklim bisa menyebabkan hal yang sangat mengerikan. Mulai dari bertambahnya pengangguran sampai dengan turunnya APBN dan tentunya para perokok akan meradang dengan melangitnya harga rokok. Baik atau buruk? Baiknya, mungkin keadaan ini jika terjadi akan mampu menurunkan jumlah perokok dilain sisi ratusan ribu orang akan kelaparan akibat pengangguran yang luar biasa akibat perubahan cuaca. (bern™)

 

 

 

preferences :

  • wikipedia.com
  • bps.go.id
  • antaranews.com
  • tempointerakif.com
  • green.kompasiana.com

Pacar Saham

Kalau anda sering dengar istilah Kawin Kontrak, Nikah Kontrak, Pacar Sewaan atau apalah itu, dan kali ini saya memiliki sebuah istilah yang unik “PACAR SAHAM”. Bagaimana bisa demikian? mungkin yang ada dibenak anda pertama adalah satu orang dimiliki oleh banyak orang. Padahalkan “pacar” itu identik dengan kata-kata ” hanya kamu dan aku”, apakah demikian adanya?

 

Menurut saya tidak, karena menurut pandangan saya bahwa “pacar” itu sendiri belum cukup memliki ikatan yang kuat untuk mengikat sebuah komitmen. Ingat, bahwa banyak orang berpacaran hanyalah sekedar menjajaki tahap menuju ketahapan yang lebih serius. Bertunangan dan menikah, itu apabila tahap penjajakan atau pacaran berjalan dengan mulus.

 

Terkadang ada sosok pacar yang posesif, dimana pacarnya tidak boleh bergaul dengan kawan-kawannya karena adanya persepsi ” Kamu miliku, jadi semua waktumu hanya untukku  “. Mungkin tidak realistis bila selalu mengikuti persepsi itu. Karena secara hakiki manusia adalah makhluk sosial yang tentunya butuh berinteraksi dengan orang lain disekitarnya (bukan dengan pacarnya saja).

 

Oleh karena itu, bisa muncul sebuah ide tentang “pacar saham” dimana sebut saja Si A adalah seorang cewek dan si B adalah cowok dan mereka adalah sepasang kekasih. Bilia dalam persepsi kuno yang ekstrim dimana hanya ada kata “kamu milikku” tanpa ada rasa percaya diantara keduanya, jelas hubungan itu tak kan berjalan lama. Karena salah satu dari mereka akan merasa terkekang karena tak ada banyak waktu untuk berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya.

 

Lebih baik mana dengan kondisi yang dimana Si A hanya dimiliki oleh Si B dengan saham 49% dan 51% dari Si A adalah kebebasan dia untuk berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya. 49% jika dibanding 51% mungkin memang lebih besar 51%, namun tetap si B yang menjadi pemilik hati si A, karena 51% adalah saham gabungan dari Keluarga dan beberapa kawan si A. Jadi si B tak perlu cemas dengan pembagian saham ini. Selama komitmen yang dibuat si A dan B masih berjalan dengan baik, maka akan baik-baik saja.

 

 

 

nb= Note yang agak ngawur ini semoga bisa dicerna, masih butuh riset buat kebenaran note ini. ^^

 

Senja di Papuma

Untuk kedua kalinya SeVen berpetualang ke Jember, sebuah kapubaten di selatan Jawa Timur. Jember diapit oleh Kapubaten Lumajang, Bondowoso, dan Banyuwangi, tak hanya itu di bagian selatannya pun bersinggungan langsung dengan Samudera Hindia. Jember menyimpan potensi wisata yang tak biasa.

Tim Adventure derivatif dari Sektor ini, yang digawangi oleh Daniel, Aldi, dan Agus, meluncur ke Jember dengan mengendarai sepeda motor melewati Kecamatan Kencong dan Balung dengan tujuan Universitas Jember. Kami bermaksud bertandang ke UKPKM Tegal Boto dan LPME Ecpose, di sana seperti biasa kami disambut dengan hangat oleh teman-teman pers mahasiswa ini.

Setelah itu SeVen melanjutkan perjalanan untuk mengejar sunset di pantai terindah di Jember, yaitu Pantai Papuma. Terletak 87 km di selatan kota Jember, butuh waktu 1 jam mencapai pesisir nan eksotis tersebut dengan kecepatan rata-rata 80 km/jam. Kebetulan salah satu punggawa SeVen, Agus, mengajak kawan karibnya Fya, seorang muslimah yang cheerful. Selama perjalanan itu, kami dapat melihat hamparan sawah dan menyaksikan para petani asik menyemai padinya.

petani asik dengan padinya…

Tak berhenti di situ, sebelum memasuki pantai pasir putih ini kami dihadapkan dengan tanjakan dan turunan yang cukup sempit dan curam, memacu adrenalin SeVen. Pantai Papuma terletak di sebuah tanjung, bersebelahan dengan Pantai Watu Ulo, yang berpasir gelap, sebuah fenomena yang aneh melihat pasir Papuma justru putih bersinar.

Di Papuma, fasilitas rekreasi tergolong lengkap, terdapat Resort, warung makan, cafetaria, penginapan, hingga penyewaan tenda. Karang dan Batu yang menjulang di sepanjang pesisir menambah keindahan alam salah satu ciptaan Tuhan ini.

Kala Surya Tenggelam di Papuma

Sembari beristirahat, SeVen menikmati matahari tenggelam di puncak ujung tanjung Papuma, berdiskusi tentang fenomena habisnya siang, hadirnya malam, dan mendengar sayup-sayup deru ombak yang pecah menghantam bebatuan karang. Sungguh luar biasa, pengalaman yang tak terlupakan tentunya.

tim SeVen menikmati Sunset bersama Pelancong dari Prancis

Ketika sang surya mulai tenggelam, datang para turis mancanegara untuk ikut menikmati sunset. Kami berkenalan dengan mereka, rata-rata sudah paruh baya, ternyata mereka berasal dari Bordeaux, Prancis. Kedua pasangan suami-istri bule tersebut memakai jasa travel agen Indonesia untuk menikmati keindahan bumi pertiwi, mereka baru saja pulang dari pulau dewata. Indahnya Senja di Pantai Papuma itu menjadi super seru karena kehadiran mereka, bersenda-gurau hingga gelap menjelang.(dee/bern™/gus)

Hujan seharian mengguyur Kota Lumajang. Keinginan untuk pergi ke Jember untuk sementara harus tertunda. Hingga akhirnya keinginan lebih kuat dari pada sebuah halangan. Kami pun segera berangkat menuju sebuah kota di timur kota Lumajang tersebut.

Basah?? jelas. Karena tidak semua dari kami memakai jas hujan. Seorang teman yang tinggal di Jember berbaik hati meminjamkan beberapa helai pakaiannya kepada kami yang basah kuyub. Tak lama berselang, sahabat kecilku yang juga berada di Jember datang menghampiri, karena sebelumnya aku sudah bilang kalau aku sedang berada di Jember.

Ketika para sahabatku sedang asyik bernostalgia karena memang jarang berjumpa, aku dan sahabat kecilku berniat tuk pergi berputar-putar mengelilingi kota Jember. Namun akhirnya, berhentilah kita ditempat makan Mie Apong. Setahuku, ini makan malam pertama berdua bersamanya.

Tak lama berselang, ternyata para sahabatku juga datang ke tempat dimana aku sedang makan bersama sahabat kecilku. Suasana pun sesaat menghebohkan pelanggan tempat makan tersebut akibat ulanh para sahabatku. Dan membuatku dan sahabat kecilku meninggalkan tempat itu, selain hal itu juga karena kost sahabat kecilku jam 9 sudah tutup.

Kemudian aku pun mengantar sahabat kecilku kembali ke kost. Sesampai disana kita berbincan-bincang sebentar hingga SMS dari para sahabatku memintaku untuk cepat kembali.

Next Destination is Alun-alun Jember. Nongkrong sejenak sebelum pulang ke Lumajang. Sesi diskusi, curhat dan foto-fotopun dilakukan. Hingga waktu menunjukan pukul 23.00 kami segera beranjak menuju Lumajang. 1 jam terakhir pada bulan January kita habiskan di jalanan mulai dari Jember hingga perbatasan antara kota Lumajang dan Jember. Tepat pukul 00.00 kita berhenti sejenak sambil menunggu kabut yang semakin tebal dan mengganggu jarak pandang sewaktu berkendara.

Tak lama kemudian perjalanan kembali dilanjutkan. Tepat pukul 01.00 Kami telah sampai dirumah kami dengan selamat. 1 jam diakhir bulan Januari dan di awal Februari telah kita Habiskan dijalanan. Hujan dan kabut tak menghalangi kita berjalan. Semoga ini menjadi kenangan yang terbaik yang menutup bulan Januari dan menjadi sebuah awal yang manis di Februari ini.

Wirter, Rizal, Maris and Raditya

-FreezingHearts™-
thx to : Raditya, Marits, Nanang, AAFM, Arik, Risal, Wiwin, Kipli, and Sinyo
spesial to : Ayu Magdalena.

Klasterisasi usaha mikro kecil menengah (UMKM ) telah dilakukan di Jatim sejak beberapa tahun lalu, namun hingga kini relative stagnan. Ini karena kurangnya dukungan secara menyeluruh dari pemerintah. Kalaupun ada yang sukses , lebih banyak karena upaya yang dilakukan sendiri-sendiri. Hal inilah yang mendorong pentingnnya suatu sistem koneksi antar klaster, khususnya yang saling mendukung satu dengan yang lain , dalam rangka mengembangkan sektor UMKM.

Meskipun telah banyak wacana tentang klaserisasi , namun tetap dibutuhkan suatu strategi yang jitu untuk mengimplementasikan sistem klusterisasi agar tepat sasaran . Strategi yang dimaksud adalah , kelompok – kelompok UMKM ditempatkan sesuai kategori industri sejenis atau yang saling terkait ke dalam suatu kawasan , baik itu desa , kecamatan , sentra industri, maupun menghubungkan sentra industry ke beberapa kota sekaligus. Keterkaitan yang dimaksud dalam bentuk :

1.      Produk

2.      Sunber Daya Manusia

3.      Teknologi produksi

4.      Pembiayaan

Strategi pertama adalah meningkatkan koneksi antar klaster seperti berikut ini . Sentra alas kaki di Wedoro, Sidoarjo, bisa dikembangkan dengan menautkan ke sentra sepatu di Mojokerto atau Jombang. Pengembangan juga bisa dilakukan lintas provinsi dengan memaksimalkan kawasan Karisma Pawirogo (Karanganyar, Wonogiri, Sragen, Magetan, Pacitan Ngawi, dan Ponorogo) atau Ratubangnegoro (Blora, Tuban, Rembang, dan Bojonegoro) sesuai potensi bisnis yang bisa ditemalikan di berbagai kabupaten tersebut

Strategi kedua adalah spesialisasi klaster . Hanya beberapa daerah yang memiliki keunggulan dalam factor produksi saja lah yang diperbolehkan memproduksi sepatu seperti sentra industri Wedoro Sidoarjo, karena jika semua daerah mengembangkan komoditas tersebut , akan terjadi excess supply sehingga sesuai dengan teori ekonomi , maka harga akan turun .Akhirnya dengan situasi seperti ini , pelaku usaha sendiri lah yang akan dirugikan . Dengan adanya strategi spesialisasi klaster UMKM , bisa dipetakan mana daerah yang memang dispesialisasikan untuk mengerjakan komoditas tersebut.

Hanya saja , satu hal yang penting dan harus selalu diingat adalah budaya masyarakat Indonesia yang masih tertarik pada suatu usaha yang dianggap mampu memberikan keuntungan, akan diikuti pelaku yang sama , sehingga pasokan berlebih dan dampaknya harga menjadi hancur.

Selain itu , dibutuhkan suatu bentuk intervensi pemerintah melalui lembaga yang berwenang seperti pembinaan kreativitas masing – masing pelaku usaha sehingga terpacu untuk berkembang kearah yang lebih baik dan semakin baik. (bern™&yogi)

Gunung Argopuro terletak di kabupaten Situbondo, kabupaten Probolinggo, kabupaten Jember dan kabupaten Bondowoso Jawa Timur membentuk pegunungan HYANG . Diantara ± 14 puncak di jajaran pegunungan HYANG, Puncak Gunung Argopuro adalah puncak yang tertinggi ( 3088 MDPL ). Memiliki berbagai jenis Fauna Endemik yang hhas. Contohnya : Lutung Merah ( Presbytis Rubicunda ), Lutung Jawa, Merak Hijau ( Pavo Mulicus ), Kijang ( Muntiacus Muntjah ), dan Babi hutan.

Berawal dari rute panjang (track favorit pendaki), yaitu desa Baderan. Perjalanan dimulai dengan menempuh perjalanan sekitar 5 jam untuk sampai ke pos pertama saya, yaitu Mata Air 1. Perjalanan melewati track bebatuan dan tanjakan yang cukup menguras tenaga tak membuat saya putus asa karena di pos Mata Air 1, saya disuguhi oleh segarnya sumber mata air yang mampu mengobati dahaga selama 3 jam perjalanan menuju pos 1.

Di pos 1 saya memutuskan untuk bermalam karena hari mulai petang. Bermodalkan sopan dan santun saya menyapa rombongan pendaki dari Jakarta yang telah terlebih dahulu bermalam di pos 1. Mereka ternyata sudah 2 hari bermalam di pos 1 karena merasa nyaman dengan kondisi di pos 1.

Malam itu angin bertiup kencang diiringi hamburan abu vulkanik G.Bromo yang ternyata sampai ke daerah Argopuro. Pagi harinya atap tenda dipenuhi dengan abu vulkanik tebal. Tak jadi masalah, setelah sarapan dan meneguk segelas kopi dan beberapa batang rokok, perjalanan pun harus dilanjutkan.

Pos Mata Air 2 terletak 5 km dari Pos Mata Air 1. Saya mampu menempuhnya dengan waktu 1 jam perjalanan. Dengan track yang lebih menanjak dan sedikit licin akibat kabut yang kemudian menetes melalui pucuk-pucuk daun cemara.  Di pos 2 saya bertemu dengan sekelompok masyarakat lokal yang beristirahat. Mereka adalah orang-orang yang datang ke G.Argopuro untuk mencari rupiah. Mereka membawa beberapa karung selada air yang kemudian akan dijual ke Besuki. Menurut mereka sekarung selada air dihargai Rp.100.000,- .  Biasanya satu orang mampu membawa 2 sampai 4 karung sekali perjalanan ( 1 hari ).

Mereka dahulunya ternyata adalah pemburu Babi Hutan dan Kijang. Mereka beralih profesi karena mereka mulai sadar akan pentingnya melindungi hewan-hewan yang semakibn langka tersebut. Menurut mereka, mereka telah mendapat penyuluhan dari POLHUT setempat agar tidak lagi berburu ataupun menebang hutan sembarangan mengingat kejadian tanah longsor yang sering terjadi beberapa tahun silam yang menimpa Kab.Situbondo.

Perjalan berlanjut menuju Alun-alun kecil melewati daerah cemara panjang. Cemara panjang ialah jalan menuju Alun-alun kecil dimana Cemara Panjang terletak di punggungan pegunungan. Sesampai di Alun-alun kecil yang juga merupakan padang Savana, saya kembali melepas lelah sambil menikmati indahnya padang savana ini dengan latar belakang langit merah karena tebalnya abu vulkanik Bromo yang terbawa hingga Argopuro.

tanda arah pendakian

Setelah alun-alun kecil kini saatnya menuju Alun-alun besar atau Cikarus (si Kasur). Perjalanan menuju Cikasur dari Alun-alun kecil sekitar 2 jam. Perjalanan ini dimulai dengan menyusuri alun-alun kecil hingga mendaki Jambangan dan kemudian akan berkali-kali kita akan memasuki hutan dan savana secara bergantian hingga akhirnya sampai di Alun-alun Besar a.k.a Cikasur.

Sebelum benar-benar menginjakan kaki di Cikasur, kita harus melewati sungai Qolbu atau bisa juga berputar melewati lereng diatas sungai tersebut. Saya memutuskan untuk menyebrangi sungai tersebut untuk mengambil air minum. Ternyata masyarakat lokal yang saya temui tadi mengambil selada air itu juga disini. Potensi alam yang sulit untuk habis. Begitu banyak selada air yang menutupi aliran sungai Qolbu, sehingga dari kejauhan tak tampak jika disitu ada aliran sungai. Benar jika masyarakat memanfaatkannya sebagai mata pencaharian mereka. Mereka tak perlu modal besar, karena modal terbesar mereka adalah kesehatan yang prima untuk mencapai Cikasur.

Setelah mengambil air dan sedikit mengambil selada air untuk dimasak sebagai campuran mie instant. Saya mencari tempat untuk beristirahat dan memasak untuk makan siang. Mengagumkan melihat hamparan luas Cikasur ini. Saya memang tak sempat menjumpai Merak, tetapi saya menemukan bulu ekor Merak yang jatuh. Ketika selesai menyantap makanan yang lezat dan sehat (mie instant dan Selada Air), saya mencoba menjelajah Cikasur dan mulai mencari sisa-sisa bekas landasan pesawat terbang. Ternyata didekat tempat saya beristirahat terdapat fondasi bangunan yang konon bangunan tersebut adalah bekas bangunan milik Tuan Ladebour (jaman Belanda). Bangunan tersebut dahulunya adalah bungalow.

Bangunan ex bungalow

 

Menurut narasumber yang saat itu menemani saya, bangunan tersebut awalnya masih kokoh hingga akhirnya tinggal fondasinya karena dijarah oleh masyarakat sekitar. Menurutnya, dibekas landasan pesawat terbang itu dulu juga ada bangkai pesawat terbang perintis dan akhirnya hilang dijarah. Kondisi sosial masyarakat yang belum mengerti akan pentingnya peninggalan masa lalu ini membuat keberadaan Cagar Budaya di Argopuro ini terancam.

Ada banyak peninggalan bersejarah yang masih tersimpan dan belum terkuak di gunung yang cukup mistis ini. Di Puncak Rengganis terdapat bangunan candi yang konon dahulu adalah bekas kerajaan Dewi rengganis. Candi ini berupa tempat pemujaan yang terbuat dai bebatuan. Masih banyak misteri akan gunung Argopuro yang belum terkuak. Gunung yang telah berstatus gunung non-aktif ini, beberapa bulan lalu telah ditemukan kawah baru diselatan puncak Rengganis. (bern™)

@ cikasur

 

Kereta Api menjadi primadona dalam dunia transportasi di Indonesia. Lebih dari 100 tahun Kereta Api berlalu lalang di sepanjang pulau Jawa tetapi pelayanan terhadap konsumen KA masih belum dapat memuaskan para konsumen tersebut. Dan salah satu yang disayangkan dari transportasi ini ialah sering terjanya kecelakaan. Direktur Jenderal Perkeretaapian Dephub Tundjung Inderawan mencatat, sampai 17 Desember 2009 terdapat 90 kejadian kecelakaan kereta api. Jumlah tersebut turun dibandingkan kejadian kecelakaan 2008 yang berjumlah 117 .

Menyoroti apa yang terjadi pada tahun 2008, ada beberapa jenis kecelakaan yang dialami kereta api. Kecelakaan antar KA terjadi tiga kali pada Tahun 2008, KA dengan kendaraan bermotor sebanyak 19 kali, KA anjok sebanyak 95 kali dan total kercelakaan yang dialami kereta api pada tahun 2008 ini sebanyal 117.

Dari kecelakaan yang terjadi penyebabnya ialah 4% disebabkan faktor alam, 23% disebabkan oleh sarana, 18% disebabkan prasarana, 35% disebabkan SDM operator dan 20% lainya disebabkan faktor external.

Melihat dari data penyebab kecelakaan yang ada, yang memprihatinkan ialah karena sebesar 35% disebabkan oleh kelalaian operator. Apa yang membuat mereka sampai lalai? Bisa saja karena faktor sarana dan prasarana yang kurang mendukung. Apabila penyebab kecelakaan yang disebabkan faktor sarana dan prasarana ditotal maka inilah penyebab kecelakaan yang paling besar yaitu 41%.

Banyaknya komplain dari masyarakat atas pelayanan Transportasi KA ini, seharusnya cepat diatasi oleh pemerintah dan pihak PT.KA. Menyoroti Kereta Api Ekonomi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia, begitu beberapa kekurangan dalam pelayanannya. Misalnya, adanya penumpang yang membawa barang bawaan berlebih sehingga mengganggu penumpang lain. Dan bagi beberapa orang awam yang karena terpaksa harus naik kereta api ekonomi pun akan berpikiran “kotor sekali ya kereta ini? kenapa tidak seperti kereta api eksekutif ataupun bisnis?”.

Dari permasalahan yang ada tadi sebenarnya PT.KA sudah memiliki langkah untuk meningkatkan kualitas pelayanan kereta ekonomi. PSO (public service obligation) adalah salah satu sumber dana yang menjadi sumber kehidupan kereta api kelas ekonomi. PSO digunakan untuk perawatan KA ekonomi dan subsidi bagi para konsumennya. Pada 2010 PT.KA mengajukan permohonan dana PSO sebesar Rp. 697 Miliar, namun pemerintah berencana menurunkan dana PSO yang diminta tersebut. Jadi, mau tidak mau PT.KA terpaksa mengambil langkah menaikan harga tiket kelas ekonomi untuk menutup kekurangan dana PSO tersebut.

Dampaknya ialah naiknya tiket kelas ekonomi sebesar 50% secara bertahap selama 2 tahun, dimana setiap tahunnya tiket kelas ekonomi akan naik sebesar 25% yang akan mulai diberlakukan pada 1 Juli 2010. Menurut Tundjung, usulan penambahan PSO itu disebabkan kebutuhan operasional yang meningkat. Terutama dengan adanya penambahan kereta kelas ekonomi. “Suratnya baru dibuat. Akan segera kita kirimkan ke Menkeu secepatnya.” Selain itu pihak PT.KA juga berencana mengganti mesin (overhoul) sekitar 100 lokomotif yang diperkirakan membutuhkan dana sebanyak Rp. 800 Miliar.

Dengan naiknya tiket KA kelas ekonomi tersebut jelasnya masyarakat akan menginginkan pelayanan yang lebih baik. Masyarakat sudah mau membayar lebih dan tentunya mereka juga ingin pelayanan yang lebih baik juga. Jika dilihat dari segi biaya tentu Kereta Api jauh lebih murah dibandingkan Pesawat Terbang, dan Kereta api juga paling hemat bahan bakar jika dibandingkan Pesawat Terbang. Apabila di hubungkan dengan isu pemanasan global, Kereta Api justru menjadi kendaraan yang bisa mengurangi polusi 85% jika dibandingkan pesawat terbang dan kereta api juga 10 kali lebih hemat bahan bakar dari pada pesawat terbang.

18/02/2010 seorang penumpang KA. Sritanjung yang saya temui, ibu Tuti yang berprofesi sebagai guru SMA di surabaya. Ia memilih naik KA karena menurutnya lebih santai dan juga untuk menghindari macetnya kota Surabaya. Dengan Rp. 5000 (gubeng-sepanjang) saja dia sudah bisa sampai di rumahnya tanpa macet.

Dengan naiknya minat masyarakat terhadap transportasi ini tentunya PT.KA harus lekas berbenah diri. Untuk jalur Sidoarjo-Surabaya telah ada Komuter, Surabaya-Mojokerto ada KA. Arek Surokerto, di daerah Yogyakarta dan sekitarnya ada KA. Prameks (Prambanan Eksperss), itulah beberapa KA jarak pendek yang sangat diminati masyarakat. Semoga kedepan akan lebih banyak lagi Kereta api – kereta api baik jarak pendek maupun jarak jauh dengan pelayanan yang lebih baik pula. Karena mungkin hanya di Kereta Api-lah kita dapat menemukan tingginya tingkat komunikasi antara penumpang satu dengan penumpang yang lain, baik penumpang yang sudah dikenalnya ataupun baru dikenal.

BRAVO dan Maju terus dunia Kereta Api Indonesia !!! Aku SMS (Seneng Melu Sepur) ..
25/02/2010
*sumber data : http://www.dephub.go.id/

Location : Jembatan
KA : Gaya Baru SBY-JKT
Camera : Canon EOS 350D
Editing : no editing 

caption : menyebrangi sungai

Romantisme Rakyat Jelata

Tulisan ini bagi para kaum birokrat hanyalah tulisan seseorang yang tak berpendidikan. Ya, mungkin aku bisa menerima kritikan mereka karena ini adalah wilayah demokrasi dan masyarakat bebas bicara sesuai pandangan mereka. Jika berbeda pendapatpun silahkan anda mengomentarinya dengan berbagai pandangan anda. Saya hanyalah sebagian dari orang-orang tak berpendidikan tinggi. Saya sama dengan mereka para petani, tukang becak, dan mereka yang tak paham dengan rumitnya birokrasi negeri ini.

Kini George J. Aditjandra sedang menemui masalah ketika, tulisan yang ia bukukan dalam buku yang berjudul “ Membongkar Gurita Cikeas “ mulai dipertanyakan relevansi dan validitas sumber data yang ia dapatkan. Di lain sisi ketika George bertemu Ramadhan Pohan dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi yang di tayangkan TV One ( 29/12 ), mereka berdebat mengenai isi buku tersebut. Saat George bertanya mengenai dana yang diberikan Sampoerna, berkali-kali Ramdahan Pohan mengelak dan mengalihkan permasalahan terhadap masalah aliran dana Bank Century yang menyangkutkan nama Ramadhan Pohan, yang menurutnya dia merasa dicemarkan nama baiknya dalam masalah tersebut. Ramadhan Pohan pun menyebut bahwa George berhalusinasi dalam menulis buku tersebut. Puncaknya tadi pagi (30/12) dalam acara bedah buku Gurita Cikeas. Untuk kesekian kalinya perdebatan yang sama muncul dan menurut George, Ramadhan Pohan bersifat provokatif sehingga ia menyeplakan buku kearah wajah R.Pohan, dan kemudian R.Pohan melaporkannya kepada Kepolisian. R.Pohan pernah bilang jika dulu mereka sama-sama seorang aktifis yang sudah biasa di kejar-kejar aparat dan adu fisik juga sudah biasa. Namun disini saya mencoba menyoroti dari sudut pandang saya. Jika R.Pohan dahulunya adalah seorang aktifis, Mengapa ketika ia mendapat kedudukan di kursi DPR kini ia mencekal aksi seorang aktifis? Apakah memang selalu demikiankah roda politik Indonesia? Setelah 1966 setelah penurunan Presiden Soekarno, para aktifis yang sebelumnya membela rakyat mendadak melupakan apa yang dahulu mereka perjuangkan bersama. Seorang aktifis ’66 Soe Hok Gie sangat kecewa dengan sikap teman-teman seangkatannya yang di era demonstrasi tahun 66 mengritik dan mengutuk para pejabat pemerintah kemudian selepas mereka lulus berpihak
ke sana dan lupa dengan visi dan misi perjuangan angkatan 66.

Bicara tentang Pejabat negara, kini mereka akan diberi mobil mewah Toyota Crown Royal Saloon yang menurut berita yang ada harganya mencapai sekitar 1 milyar. Hasil kerja selama 100 hari belum nampak memuaskan dan malah terlalu banyak masalah yang membelit negeri ini, tetapi malah membeli mobil-mobil mewah untuk para pejabat yang masih belum terlihat jelas kinerjanya.

Masalah Prita vs Omni sudah menemukan titik terang, Prita juga salah satu korban kaum kapitalis. Kritik yang dilakukan Prita terhadap Omni seharusnya bisa diterima dengan baik oleh pihak Omni malah bukan menuntutnya karena merasa dirugikan. Menurut saya, hal ini malah memperjelas kebobrokan yang ditulis Prita memang benar terjadi.

Dan yang terjadi diantara beberapa kasus ialah adanya kepentingan golongan. Dibalik suatu masalah dan kebijakan mesti ada sosok penunggang kepentingan. Kita hanya perlu mengungkapkan masalah yang ada kepada masyarakat dengan apa adanya bukan malah menimbulkan kesan “ada panya?”, sehingga membuat masyarakat bingung dan beakibat pada ketidak pedulian mereka terhadap masalah yang ada pada bangsa mereka.

Satu pertanyaan yang terbersit dibenak saya yaitu, Apakah memang mustahil hidup berbangsa dan bernegara tanpa ditunggangi yang namanya Kepentingan Golongan, Ras dan Agama? Apakah memang tak akan pernah terwujud semboyan “ BHINEKA TUNGGAL IKA”? karena sekarang yang ada hanyalah Bhineka Tunggal (J)ika kita sekepentingan barulah kita satu jua. Apakah itu yang dicita-citakan para pendahulu kita? (dun)

Manusia tak kan pernah bisa hidup sendiri. Layaknya Adam dan Hawa, Langit dan Bumi, Bulan dan bintang, kamu dan aku, kita dan mereka. Manusia juga tak bisa lepas dari ketergantungan akan lingkungan sekitarnya. Misalnya, Air, udara, sinar matahari, dan lain lain.

Bagi masyarakat Hindu Gunung adalah adalah tempat yang dianggap sebagai tempat bersemayamnya dewa-dewa. Misalnya, di Gunung Semeru adalah tempat dimana Dewa Shiwa bersemayam. Gunung Semeru pun dianggap sebagai tempat penghubung antara khayangan dan Bumi.

Di waktu tertentu, banyak masyarakat Bali datang ke Lumajang, tepatnya ke Pura Mandara Giri Semeru Agung yang terletak di kecamatan Senduro. Biasanya, selain beribadah di Pura yang berada di lereng G. Semeru tersebut, mereka juga pergi ke Watu klosot dimana terdapat air suci yang keluar dari celah batu yang kemudian di alirkan melalui bambu.

Menurut seorang pemangku Pura Mandara Giri Semeru Agung, ada urutan mitologi mengenai sumber-sumber mata air yang di anggap suci di Lumajang. Di mulai dari kisah patung Arcapada, dimana patung ini adalah patung sepasang laki-laki dan perempuan. Mbah Sarjo menjelaskan bahwa Arcapada bisa diartikan sebagai adam dan hawa (dalam agama Islam maupun Kristen) dan sebagai Kamajaya dan Kamaratih (dalam kepercayaan orang Hindu). Di bawah Arcapada terdapat sumber air yang mirip dengan yang terdapat di Watu Klosot yang dinamai Sumber Mani. Bukan tanpa dasar mengapa sumber air ini dinamai Sumber Mani. Menurutnya, Adam dan Hawa atau Kamajaya dan Kamaratih memulai kehidupan dari Sumber Mani untuk melanjutkan kehidupan generasi selanjutnya. Sesuai dengan namanya, Sumber Mani. Mani adalah Sperma dimana dia lah awal mula adanya kehidupan. Oleh karena itu Sumber Mani adalah sumber air suci pertama yang letaknya paling tiggi, yang kemudian turun menjadi Ranu Kumbolo, Ranu Pani, Ranu Regulo, Watu Klosot dan terakhir di Selokambang.

Ranu kumbolo berada pada ketinggian 2400 mdpl, disini kondisi air sangat jernih. Biasanya para pendaki memanfaatkannya sebagai sumber air minum. Air di Ranu Kumbolo sangat jernih seperti di Sumber Mani, walau tanpa di masak air disini bisa langsung diminum.

Berbeda dengan Ranu Kumbolo, kondisi Ranu Pani dan Ranu Regulo sedikit memprihatinkan akhir-akhir ini. Pada akhir Desember 2009 kondisi air di Ranu Pani dan Regulo sedikit keruh. Entah apa penyebabnya, dan volume air pun terlihat berkurang.

Sedangkan di Selokambang, disana sumber airnya adalah yang cukup besar. Sumber air di Selokambang di manfaatkan sebagai kolam pemandian alam dengan air yang jernih dan dingin walaupun letaknya hanya sekitar 500 mdpl saja. Selain itu, selokambang juga merupakan sumber air bagi masyarakat Kabupaten Lumajang yang menggunakan saluran air PDAM.

Masih terjaganya sumber-sumber mata air yang terkenal di Lumajang dan beberapa bagi masyarakat Bali itu pun tak lepas dari terjaganya hutan-hutan G.Semeru dan sekitarnya. Masyarakat sekitar yang peduli akan kelangsungan sumber mata air ini merupakan sosok kearifan lokal masyarakat Lumajang yang mungkin masih jarang atau bahkan belum pernah di ekspose oleh media masa lainnya.
Walaupun ada juga kerusakan hutan di Lumajang,namun itu tak pernah terjadi di sekitar G.Semeru. Entah faktor apa yang membuat hutan-hutan di Semeru masih asri sehingga banyak pendaki mendaki ke Mahameru untuk menikmati alam Semeru yang asri dan masih kental akan mitologi dan budaya Hindu.

Seperti yang ditulis dalam lirik lagu Dewa 19 yang berjudul Mahameru, “.. Masihkah terbersit asa
Anak cucuku mencumbui pasirnya, Disana nyalimu teruji
Oleh ganas cengkraman hutan rimba..” mungkin itulah kata yang tepat untuk tetap menjaga kelestarian Alam ini. Masih ada harapan untuk tetap menjaga alam ini agar anak cucu kita tetap bisa menikmati seperti apa yang pernah kita nikmati.(bern™)

Dear all people who care with Nature !!!
Selamat Hari Air Sedunia !!!
special Quote : sedikit banyak air memberikan kehidupan dan bencana

jernih Ranu Kumbolo memantulkan keindahan alam Semeru.

Manusia tidak saja mengimbangi hak dan kewajiban dalam memanfaatkan SDA, tetapi juga harus menjaga kelestarian serta kelangsungan dari lingkungan alam tersebut. Manusia juga harus membatasi tingkah laku mereka dalam memanfaatkan lingkungan alam agar lingkungan alam tetap berada dalam batas kelentingan lingkungan hidup manusia.

Kita memiliki upaya untuk mengelola SDA dan lingkungan hidup lebih baik. Kita memiliki harapan dan peluang yang cukup besar bahwa masalah lingkungan hidup yang makin rawan dapat diatasi dengan sebaik-baiknya. Cukup kompleks masalah yang dihadapi negara berkembang seperti indonesia ini, misalnya masalah demografi, ekonomi dan sosial budaya yang akhirnya juga akan mempengaruhi keberadaan lingkungan alam.

Demografi, inilah salah satu penyebab hutan yang sedikit demi sedikit hilang dari pulau Jawa. Terkonsentrasinya pertumbuhan penduduk di tanah Jawa tentunya membutuhkan lahan permukiman bagi mereka yang tinggal di tanah yang subur ini. Tak hanya itu, dari aktivitas ekonomi juga berandil banyak dalam menciptakan kerusakan lingkungan hidup. Berdirinya pabrik-pabrik pengusaha dalam negeri sampai pabrik relokasi milik pengusaha asingpun juga ikut menambah sesaknya udara dengan polusi udara. Kondisi sosial budaya masyarakat sekitar yang cenderung masih berladang dengan cara membuka atau menebang hutan dan menjadikannya ladang baru juga ikut serta dalam menambah penyebab kerusakan lingkungan alam.

Tak benar juga jika kita selalu menyalahkan pemerintah sepenuhnya. Dalam masalah demografi pemerintah telah menjalankan program transmigrasi sejak 1950, namun sampai sekarang program tersebut masih belum bisa dioptimalkan dan pertumbuhan penduduk masih tetap terkonsentrasi di Jawa.

Disisi lain tumbuhnya pabrik-pabrik lokal maupun asing di Indonesia juga berdampak pada bertambahnya lapangan pekerjaan sehingga pertumbuhan ekonomipun otomatis juga akan meningkat. Tapi yang mengecewakan ketika beberapa pabrik-pabrik tersebut tidak menghiraukan kelestarian lingkungan alam dengan membuang limbah cair ke sungai tanpa proses pengelolaan limbah yang berwawasan lingkungan. Hal ini akan merugikan manusia dan juga ekosistem di sekitar lingkungan tersebut. Salah satu hal yang diupayakan pemerintah dalam mengurangi dampak negatif tersebut adalah dengan cara memusatkan pabrik-pabrik dalam satu kawasan yang disebut kawasan industri. Di Indonesia ada banyak kawasan industri, misalnya kawasan industri gresik, kawasan industri rungkut dan masih banyak lagi. Langkah ini dirasa efektif dalam mengurangi kerusakan lingkungan alam karena industri-industri besar dipusatkan dalam satu wilayah dan otomatis polusi yang dihasilkan tidak akan menyebar samppai permukiman penduduk. Biasanya suatu kawasan industri dilengkapi oleh sistem pengolah limbah, jadi dengan adanya sistem tersebut dampak negatif tersebut bisa diminimalkan.

Sumber daya alam atau SDA adalah tulang punggung perekonomian suatu negara. Berbagai cara dilakukan untuk memanfaatkan SDA yang ada sebagai langkah untuk memakmurkan rakyat negara tersebut. Ada sebuah istilah ” Mania Pertumbuhan ” yang merupakan sikap kejiwaan yang semata-mata gandrung pada pertumbuhan dan sekarang hal itu sedang menyelimuti Indonesia. Birokrasi Indonesia yang mengidap sindrom Mania Pertumbuhan ini melakukan segala cara agar bisa menggenjot laju pertumbuhan perekonomian Indonesia. Mulai dari masalah akan dibuka ladang kelapa sawit baru diatas tanah gambut. Secara ekonomis, memang hal itu akan menambah kuantitas ekspor Indonesia ke pangsa pasar internasional. Namun jika hal itu akan direalisasikan maka sama saja Indonesia dengan mengingkari Protokol Kyoto. Hutan Tropis Kalimantan adalah salah satu paru-paru Indonesia dan dunia pada umumnya, tapi hal tersebut berubah ketika lahan gambut terbakar (dibakar) dan seketika paru-paru Indonesia tersebut menjadi penyumbang polusi terbesar dan penyebab efek rumah kaca bagi dunia. Terbakarnya lahan gambut tidak hanya membuat resah masyarakat di Kalimantan, namun tidak jarang masyarakat Riau bahkan negara tetanggapun terganggu dengan hal ini.

Dari sekilas masalah tadi, ternyata para birokrat tanah air ini masih terjerat dengan jerat ideologi yang dikumandangkan oleh JJ.Rostow. Rostow menjelaskan bahwa ada tiga tahapan dalam pembangunan perekonomian. Pertama ” Underdevelopment “, ” Take Off ” dan ” Mass Consumption ” sebagai tingkat tertinggi. Jika ditempatkan pada salah satu indikator tersebut maka Indonesia masih dalam masa “Underdevelopment” selama 65 tahun ini.

Dalam mengatasi masalah yang kompleks dan saling terkait ini memang cukup sulit. Spesialisasi produksi suatu produsen mungkin bisa meminimalisasi masalah lingkungan hidup dan mania pertumbuhan di Indonesia ini. Indonesia tidak berdiri sendiri di Bumi ini melainkan masih banyak negara lain yang bisa diajak untuk melakukan trading untuk komoditas-komoditas yang memiliki keuntungan komperatif.

Khusus untuk mengatasi masalah lingkungan hidup. Pemerintah membuat Undang-undang no.23 tahun 1997 mengenai lingkungan hidup, tetapi kita juga harus mengawasi dan menjalankan UU tersebut sebagai pedoman etika bergaul dengan lingkungan hidup karena kita tidak bisa hidup jika kita tidak bersahabat dengan lingkungan alam kita. Mulailah dengan satu orang satu pohon , Bike to Work, Slient World Days dan banya hal yang bisa anda lakukan demi lingkungan hidup yang bersahabat dengan kita.

Artikel ini didedikasikan bagi orang yang peduli akan nasib anak cucu kita dimasa mendatang.
Mohon maaf jika ada kesalahan.
Mohon bantuan untuk koreksi artikel ini. Terima kasih para pembaca peduli lingkungan.
Save our environment..!!!

Cinta tidak hanya bercerita tentang aku dan kamu, tetapi juga dia dan mereka. Perjalanan cinta manusia sudah dimulai sejak lahir. Dimana manusia sendiri juga tercipta karena cinta. Setelah Lahir manusia kecil (bayi) akan selalu mendapatkan cinta tulus dari orang tua mereka.

Cinta tak selalu berjalan sesuai apa yang diharapkan oleh orang tersebut. Terkadang orang itu harus menelan pil pahit akibat cinta. Tapi tak jarang juga manusia meregug manisnya cinta bersama orang yang dia cintai.

Banyak hal yang membuat cinta memiliki berjuta rasa dan sensasi. Mulai dari cinta pandangan pertama yang membuat seseorang terbang bagaikan elang ketika merasakan hal ini. Namun, cinta pandangan pertama menjadi remuk ketika sang pujaan tak lagi mau memandang sang elang yang beraksi.

Cinta ternyata berkaitan erat dengan teori ekonomi yang ungkapkan oleh Marshall, dimana Supply = Demand, itulah realita yang ada saat ini. Cinta yang harmonis adalah cinta yang “Equilibrium”, maksudnya masing-masing pihak tak ada yang menuntut lebih dari apa yang mampu dilakukan oleh sang pasangan dan tidak banyak memberi apa yang tidak diharapkan.

Ilustrasi

Jika cinta bisa dinominalkan, apabila pasangan meminta 1 cinta dari anda maka tentu anda harus memberikan

nya 1 cinta itu. Kemudian pasangan anda ingin 2 cinta dari anda, namun kali ini anda memberikan 4. Apa yang terjadi? Pasangan anda memang akan

senang dengan hal ini.
Namun, ingatkah anda akan Hukum Gossen I I??
yupz, disana menjelaskan tentang kepuasan. Pada kasus pertama diatas, kondisinya adalah berimbang. Sedangkan yang kedua, anda terlalu banyak memberikan cinta anda. Dalam hal ini bisa saja Hukum Gossen I berlaku, “Jika pemenuhan suatu kebutuhan dilakukan secara terus menerus, maka kenikmatan atas pemenuhan itu semakin lama akan semakin berkurang hingga akhirnya mencapai titik jenuh.”(bern™)
Bagaimana pendapat anda dengan relevansi ini??